Jumat, 14 Juni 2013

Enterprise and Global Management of Information Technology



Management Teknologi Informasi 
 Dalam managemen teknologi informasi, terdapat tiga kompoen utama dalam proses pembangunan dan penerapan teknologi informasi di dunia bisnis : (1) Mengelola Strategi pengembangan dan penerapan teknologi informasi untuk bisnis (dipegang oleh CEO dan CIO), (2) Mengelola Pengembangan dan penerapan aplikasi teknologi informasi dan teknologi baru-nya (dipegang oleh CIO dan CTO), (3) Mengatur organisasi dan infrastruktur teknologi informasi (dipegang oleh CIO dan IT Manager).
Proses Mengelola Strategi bisnis dan IT berawal dari merencanakan proses bisnis atau IT yang akan dikembangkan. Hal ini dilakukan berdasarkan tujuan organisasi dibuat, sebagai oragnisasi bisnis mendefinisikan proses bisnis menjadi hal sangat penting yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tujuan nilai bisnis. Pada proses ini meliputi kegiatan mengidentifikasi nilai pelanggan dan nilai bisnis yang terencana. Selanjtnya mengetahui strategi dan model bisnis yang akan dijalankan. Tahap berikutnya membangun startegi arsitektur bisnis/IT, tahap terakhir adalah mengembangakan aplikasi bisnis. Tahapan tersebut diulang hingga diperlukan dan siap untuk ditindak lanjuti. Tahap pengembagan bisnis meliputi : strategi pengembangnya, management sumber daya dan arsitektur teknologi. Pada tahap arsitektur teknologi merencanakan strategi bisnis/IT mulai dari konsep desain, dana komponen utamanya, yaitu : platform teknologi, sumber daya data, arsiektur aplikasinya, dan organisasi It-nya.
Mengelola pengembangan aplikasi yaitu aktivitas menganalisis sistem dan desainya, prototyping, program aplikasi, manajemen proyek, kualitas dan sistem perawatan untuk komponen yang utama. Mengelola operasional sistem informasi fokus pada pengembangan hardware, software, jaringan dan sumber daya manusianya. Pada proses operasional IS ini hal yang utama yang perlu diperhatikan adalah pusat data, memiliki monitor performance system dan chargeback system. Tahap ini juga penting dalam mengelola process control data. Hal penting dalam mengelola teknologi infomeaasi adalah meencankan staff IT yang akan mengoperasikan sistem. Pada proses ini meliputi kegiatan penerimaan, pelatihan hingga penempatan.
Sumber daya manusia dalam mengelola teknologi informasi meliputi Chief Information officer (CIO) yang bertanggungjawab terhadap proses informasi yang terdapat diperusahaan. Chief Technology Officer (CTO) yang berfokus pada pengelolaan teknologi baik software, hardware dan jaringan teknologi informasi perusahaan. Chief Security Officer (CSO) yang berfokus pada pengelolaan sistem keamanan dalam teknologi informasi. Arsitek E-Commerce, bertanggungjawab dalam mengembangkan solusi internet untuk meningkatkan e-bisnis. Pemimpin team teknis yang mengatur proses teknis untuk mengintegrasikan fungsi teknologi informasi secara teknis. Practice Manager, yang mengelola hal teknis teknologi informasi harus mengerti tentang proses marketing, staffing, budgeting, dan hubungan dengan masyarakat. Analis Sistem yang bertugas menganalisis sistem teknologi informasi.
Mengelola teknologi informasi juga memiliki bagian untuk mengelola teknologi yang bersifat hardware, seperti penggunaan PC, router, server, intranet dan internetnya. Fungsi lainya adalah menglola layanan pengguna dari teknologi informasi yang dikembangkan seperti membuka layanan costumer service, client services, help, dll.
Dalam proses pegelolaan teknologi informasi untuk bisnis, perusahaan dapat memilih melalui outsourcing atau atau offshoring. Outsourcing memberikan pekerjaan teknologi informasi kepada pihak luar dan perusahaan fokus pada bisnis inti yang dijalankanya. Sedangkan offshoring menggunakan sumberdaya internal bahkan mengembangkan sistem dalm pembangunan teknologi informasinya. Masing-masing pilihan ini memiliki keunggulan dan kelemahnya. Pada sistem outsourcing pertimbangan yang digunakan adalah menghemat biaya (untuk menghassilkan ROI yang lebih baik), perusahaan fokus pada kompetensi inti yang menjadi bisnis perusahaan, pada tingkat staffing perusahaan tidak memerlukan sumber daya manusia khusus. Memperoleh akses terhadap sumber daya global dimana perusahaan memperoleh perusahaan dan sistem terbaik untuk mengembangkan teknologi informasinya. Serta menghemat waktu yang digunakan untuk masuk dalam pasar.
Sedangkan pertimbangan dalam melakukan offshoring adalah memberikan ruang yang lebih luas dan akses yang lebih besar terhadap proses bisnis. Perusahaan yang mengerti tentang proses bisnis maka perusahaan yang mengerti tentang kebutuhan-kebutuhan dalam pembangunan teknologi informasinya. Kedua sistem dalam pengembangan teknologi informasi merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan bagi organisasi/perusahaan. Namun dengan perkembangan industri teknologi informasi, trend peengembangan teknologi informasi menggunakan sistem outsurcing.
Kegagalan dalam mengelola teknologi informasi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu ; (1) teknologi informasi tidak digunakan sesuai dengan efektif karena proses pengembanganya kurang memperhatikan proses bisnis, (2) teknologi informasi tidak berjalan efisien karena sangat lemah dalam mengelola waktu dan pengerjaan proyek teknologi informsi. Selain dua hal itu, keterlibatan end-user, managerial dan semua stakeholder yang memiliki kaitan dengan teknologi informasi harus dilibatkan secara aktif.
Management Teknologi Informasi Global
Mengelola teknologi informasi untuk bisnis dengan skala global, membutuhkan pemahaman yang utuh tentang kebudayaan, politik dan geoekonomi yang terjadi diwilayah yang ingin diekspansif. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengembangkan teknologi informasi secara global adalah mengetahui global information technology mangement. Proses ini lebih kompleks dengan mengembangkan strategi teknologi informasi untuk bisnis global. Global IT management ini akan berhadapan langsung dengan tantangan budaya, politik dan geoekonomi negara tujuan. Proses ini perlu mengembangkan strategi bisnis/IT, membuat portofolio aplikasi bisnis, platform teknologi berbasis internet, management sumberdaya data, dan pengembangan sistem.
Tantangan dalam mengembangkan sistem teknologi informasi secara global adalah tantangan politik seperti peraturan yang ada dinegara tersebut, peraturan pajak, hambatan dalam proses impor hardware dan software, dll. Tantangan geoekonomi, perusahaan akan menghadapi dampak dari geografi dan ekonomi negara tujuan, hal ini akan terkait dengan indfrastruktur internet, telecomunikasi, jasa travel, transportasi, ketrampilan pekerja dan biaya pekerja yang bervariasi setiap negara. Tantangan budaya meliputi bahasa, ketertarikan budaya, nilai-nilai masyarakat, agama, perilaku sosial dan hal-hal yang sensitif pada budaya tertentu. Sehingga dalam strategi global bisnis/IT diperlukan upaya strategi transnasional, yaitu strategi bisnis/IT yang mengomnbinasikan anatar aktivitas bisnis global dengan sistem informasi serta teknologi internet, sehingga tercipta pola integrasi dalam mengembangkan bisnis secara global.

Global bisnis/IT aplikasi juga dikembangkan dengan menggunakan global bisnis drivers yang meliputi  global costumers, global products, global operations, global resources, dan global collaboration. Setelah itu dikembangkan global IT platforms (infrastruktur) yang dimensi utamanya adalah mengelola hardware, software, data resouces, jaringan telekomunikasi, fasilitas terkomputerisasi dan support bisnis global. Dalam mengelola data komunikasi global, terdapat isu yang menajadi bahan diskusi yaitu ; network management, regulatry (peraturan), teknologi dan country-oriented. Banyak perusahaan menjadi perusahaan global dan bergerak menggunakan strategi bisnis transnasional mengintegrasikan kegiatan usaha global anak perusahaan dengan kantor pusat. Transisi ini mengharuskan mereka mengembangkan IT global platform yang di seluruh dunia harus terintegrasi baik software, hardware, danInternet berbasis arsitektur jaringan.  Perusahaan global semakin sering menggunakan Internet dan teknologi yang berhubungan sebagai komponen utama dari platform TI untuk mengembangkan aplikasi IT global strategi untuk memenuhi kebutuhan unik bisnis global. Pengguna akhir (enduser), manager IT global harus berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak; keterbatasan  transborder arus data, akses internet, dan gerakan data pribadi, dan kesulitan dengan mengembangkan definisi umum data dan persyaratan sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar